Seperti dilansir dari laman Associated Press, Sabtu, 26 Maret 2011, pasukan Khadafi yang berada kota tersebut kalah menghadapi serangan udara tentara koalisi yang dijatuhkan sejak Jumat hingga Sabtu.
Kekalahan ini tidak disia-siakan oleh pasukan pemberontak, mereka memanfaatkannya untuk mengambil alih kembali kota. Pasukan pemberontak pada Sabtu terlihat berhasil merebut peluncur roket dan puluhan kotak amunisi anti pesawat terbang.
Kemenangan pasukan pemberontak di rayakan di seantero kota. Mereka membunyikan klakson dan menembakkan peluru ke udara. Beberapa terlihat berdansa di depan sebuah tank milik pemerintah yang terbakar.
"Tanpa pesawat tempur [koalisi], kami tidak akan berhasil. Persenjataan Khadafi berbeda jauh dengan milik kami. Dengan bantuan pesawat pulalah, kami akan segera menyerbu Tripoli, Insya Allah," ujar salah seorang pemberontak, Ahmed Faraj, 38.
Sejak Jumat, pesawat jet tempur Inggris dan Prancis menjatuhkan beberapa rudal ke beberapa titik di kota Ajdabiya. Kota ini adalah kota kunci pertahanan tentara Muammar Khadafi di timur Libya. Sebelumnya kota ini memang telah dikuasai pemberontak, namun kekuatan pemberontak kalah oleh pasukan Khadafi dengan persenjataan canggih.
Serangan pasukan koalisi ke kota ini disebutkan mengincar sarana komunikasi dan jalur pasokan logistik bagi para tentara Khadafi. Logistik ini nantinya akan disalurkan ke kota-kota lainnya yang dikuasai tentara, diantaranya adalah Misrata dan Brega.
Pemimpin misi tentara koalisi di Libya, Jenderal Carter Ham, mengatakan bahwa jika mau, mereka bisa saja menghancurkan semua tentara pemerintah yang masih bertahan di Ajdabiya. "Tapi jika kami melakukan itu, kota akan hancur. Kami justru akan membunuh warga yang seharusnya kami lindungi," ujarnya.